Day 9 : On Happiness and Life

Eunike
3 min readSep 21, 2020

--

Pada hari kesembilan ini, kembali kita membicarakan persoalan kebahagiaan dan kehidupan sendiri. Sebelumnya saya sempat menuliskan sedikit tentang being happy pada hari kedua. Yup, kembali lagi bagi saya kehidupan sendiri adalah proses mencari kebahagiaan. Bahkan poin dari 30 Day Writing Challenge sendiri adalah merefleksikan diri dan kebahagiaan bagi saya.

Selama hidup saya sampai sekarang adalah serentetan perjalanan untuk mencari arti dari kebahagiaan itu sendiri. Selalu ada perasaan yang tidak mengijinkan saya untuk tidak bahagia. Well, that’s on being pessimist, everyone. Dalam beberapa bacaan yang saya baca mengenai kebahagian, saya selalu menyukai dua buku yakni The Happiness Project oleh Gretchen Rubin dan favorit saya, The Art of Happiness oleh Dalai Lama XIV dan Howard Cutler. Dalam kedua buku tersebut saya mempelajari hal yang sama, bahwa kebahagiaan ditemukan di hal hal kecil di sekitar kita.

Happiness is state of mind

“ It is a daily struggle sometimes and hard work but happiness begins with your own attitude and how you look at the world.” -Gretchen Rubin

Dalam kehidupan kita selalu mengejar beberapa hal yang seharusnya kita lepaskan. Kepercayaan kita bahwa kebahagiaan datang dengan tubuh yang sehat, berbagai materi yang memadai, sahabat dan pasangan yang mengerti kita. Apabila seluruh aspek kebahagiaan berasal dari aspek eksternal kehidupan, maka kebahagiaan tidak dapat kita peroleh. Kebahagiaan berawal dan berpusat dari apa yang kita pikirkan dan kita lakukan. Again, happiness is state of mind.

Dalam kehidupan ada masa ketika saya kehilangan kepercayaan dan bergumul pada kesedihan saya. Namun hampir semua hal yang membuat saya tidak bahagia berasal dari pikiran saya. Pikiran untuk merasa tidak cukup, entah mengenai kepribadian, pencapaian atau hal hal materi yang tidak akan pernah cukup. Kesadaran saya bahwa kebahagian berasal dari pikiran memang tidak membuat saya mudah untuk bahagia. Namun, sedikit membantu saya untuk kembali bangkit dari keterpurukan.

Happiness is an action

“If you want others to be happy, practice compassion. If you want to be happy, practice compassion.”- Dalai Lama XIV

Saya sudah membaca banyak referensi dan menetapkan bahwa kebahagiaan masih menjadi satu satunya hal yang ingin saya capai. Namun pemahaman tidak membuat saya menjadi mengerti dan mudah dalam mencapai kebahagiaan itu sendiri. Akhirnya pemahaman yang kita miliki harus selaras dengan tindakan kita untuk mencapai kebahagiaan. Kita tidak bisa menjadi bahagia apabila kita masih tidak menghargai berbagai hal kecil yang kita miliki.

Saya sering membaca dan mendengar ‘compassion’ sebagai bentuk tindakan dari kebahagiaan. Dalam dunia yang sering mengutamakan untuk diri kita sendiri, terkadang kita lupa eksistensi dunia yang perlu kita perhatikan. Compassion mungkin bisa diartikan perasaan empati, atau belas kasih kepada sesama ataupun lingkungan kita. Seringnya, perasaan seperti ini dianggap berlebihan dan tidak dianggap wajar di dunia penuh logika. Namun, bagi saya sendiri perasaan seperti ini bisa membawa ke bentuk kebahagiaan yang saya masih belum mengetahui namanya.

Bagaimanapun juga beberapa bentuk dari compassion sering disalah artikan seperti ‘twitter do your magic’ ataupun postingan sejenisnya. Di satu sisi, saya menghargai bentuk perhatian seperti itu. Namun pada akhirnya, terdapat beberapa orang berada yang memberi semata mata untuk mendapatkan perasaan ‘lebih baik’ daripada orang lain. Hal seperti itu bukanlah empati. You don’t help people to feel good about yourselves. You help because you’re human being. Simply, because they deserve it as human being.

Mencapai kebahagiaan bukanlah hal yang mudah. Bagaimanapun juga, inti dari kehidupan ini adalah bagaimana kita bisa mencapai kebahagiaan. It’s a lifetime journey. Namun kebahagiaan sebenernya dapat kita peroleh dengan memperhatikan setiap hal kecil yang kita lakukan dan miliki. Setiap hal yang kita lakukan terhubung dengan berbagai orang lain di berbagai belahan dunia.

Dapat saya lihat, berapa orang yang merakit setiap sparepart dalam laptop yang saat ini sedang saya buat menulis. And hopefully anybody read it. Keterhubungan kita pada dunia inilah bentuk dari kebahagiaan yang kadang kita lupa untuk syukuri. Empati, belas kasih atau compassion itu sendiri lah yang bisa kita lakukan untuk sedikit mencapai kebahagiaan dan kedamaian dalam diri kita sendiri. Happiness is more a journey rather than a destination. Again, if you want to be happy then be.

“Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony” -Mahatma Gandhi

--

--

Eunike
Eunike

Written by Eunike

Currently into personal stories

No responses yet