Day 29 : Goal of The Future

Eunike
3 min readOct 15, 2020

Sedari saya kecil, saya tumbuh menjadi pribadi yang tidak memiliki cita-cita dan berbagainya. Mengikuti kemana arus membawa saya adalah satu satunya jalan yang saya tempuh. Tak ayal hidup sering membawa saya ke arah yang mengejutkan, perih dan tak terduga. Namun, segalanya tidak ada yang saya sesali. Karena ketidakpastian adalah satu satunya hal pasti dalam hidup sendiri.

Memiliki cita-cita adalah hal yang tidak masuk dalam logika saya. Jika saya terlalu mengikatkan diri saya pada suatu benda atau impian, akhirnya saya akan terjatuh dan sakit. Saya pernah menjadi seorang pemimpi, namun lambat laun saya membiarkan hidup membawa kemana saya berada. Mungkin ini tidak lepas dari jiwa pessimist saya. Namun, pemikiran seperti ini menyelamatkan saya dari sakit hati berkepanjangan.

The future is up to us

Saya pernah bermimpi menjadikan diri saya sebagai seorang penulis yang handal. Namun, semakin bertumbuh saya disibukkan dengan konflik dalam diri saya dan orang lain sehingga melupakan impian saya tersebut. Mendapat pujian akan tulisan saya rupanya tidak membuat saya memenangkan pertandingan dunia soal menulis. Akhirnya, kini menulis hanya sebagai platform pribadi saya dan tidak menyangkut pekerjaan saya. Apakah saya menyesal? tentu saja tidak.

Hubungan personal saya dengan tulisan saya terlalu intim untuk menjadikannya sebuah tuntutan yang berseberangan dari prinsip saya. Entah jiwa idealis saya atau memang pilihan saya untuk menjadi pengecut dan membiarkan arus mengambil alih hidup saya. Namun, satu yang saya yakini hidup tidak akan berhenti di satu arus. Meskipun saya belum melihat cahaya di terowongan panjang ini namun hidup tidak berakhir dan saya akan tetap berjalan.

Saya sering mendengar ucapan ‘the future is up to us’, kendati demikian kita bukanlah pengendali sistem yang berjalan. Saya selalu iri ketika melihat kawan atau keluarga saya yang memiliki lintasan yang sama ketika kecil hingga dewasa. Saya selalu mengetahui bahwa orang tersebut akan masuk ke bidang apa dan itulah yang terjadi. Kehidupan saya sendiri tak ubahnya seperti arum jeram yang berkelok kiri dan kanan dan tidak dalam satu lintasan penuh lompatan dan glitch di sepanjang jalannya. Bahkan jika ditanya tujuan saya sampai sekarang pun saya masih tidak mengerti. Future is a whole unexpected journey for me.

Happiness, again

Seperti yang saya sebutkan di tulisan sebelumnya bahwa kebahagiaan adalah tujuan dari hidup saya selama ini. Sejauh ini, saya masih melihat kebahagiaan sebagai tujuan untuk masa depan saya. Hal ini mungkin dicari dan ditemukan oleh orang lain di pekerjaan, hubungan atau lainnya. Saya sendiri masih terus mencari definisi kebahagiaan. Ada masa saya merasa content dan cukup dengan segalanya, ada masa lubang dalam hidup saya terasa dingin terpapar angin. Tidak ada definisi pasti soal kebahagiaan.

Kebahagiaan sebenarnya terdengar sedikit cringe dan klise. Namun bahkan setiap benda atau impian yang manusia cari adalah bentuk lain dari kebahagiaan itu sendiri. Bahkan inti dari kehidupan itu sendiri adalah perjalanan untuk terus menemukan kebahagiaan. Bagaimanapun juga tetap ada berbagai hal yang menjadi atribusi dari kebahagiaan. Bisa jadi, kehadiran akan orang lain, zat atau benda lain, dan pikiran kita sendiri soal kehidupan. Berbagai hal tersebut adalah tujuan jangka panjang kita sebagai manusia.

Happilly ever after adalah sebuah kampanye palsu yang ada pada kebudayaan masyarakat. Nyatanya, kebahagiaan yang sejati berasal dari diri kita sendiri. Dalai lama menyebutkan happiness is not something ready made, it comes from your own action. Setiap langkah yang saya ambil meskipun dibawa oleh arus kehidupan adalah perjalanan untuk menemukan kebahagiaan di dalam jiwa saya. Sedikit klise, namun jika diberi pertanyaan apa tujuan saya dalam hidup, saya akan dengan bangga menyebut kebahagiaan.

Saya yakin sebagian besar dari kalian memiliki tujuan dalam kehidupan baik dalam hal abstrak ataupun nyata. Namun, tidak ada perlombaan dalam kehidupan untuk menentukan tujuan mana yang lebih baik daripada yang lain. Sekali lagi, kehidupan tak ubahnya lari estafet dengan dirimu sendiri. Tidak ada yang menang dan kalah, namun satu yang pasti selama kalian tetap berlari akhirnya akan ada cahaya dalam terowongan kalian. Keep running, fellas.

“People take different roads seeking fulfillment and happiness. Just because they’re not on your road doesn’t mean they’ve gotten lost.” -Dalai Lama XIV

--

--