Topik hari ini sepertinya akan cukup santai dibicarakan, setelah beberapa hari saya sedikit berfikir dan hari ini akan membicarakan style saya sehari hari. Kendati demikian, style, fashion dan sejenisnya bukanlah tema yang saya kuasai. Jadi, mohon maklum kalau tidak banyak yang akan kita bahas hari ini ya.
Tidak sulit untuk meniru ataupun menerka style yang saya miliki untuk sehari hari. Mungkin kalo dikira-kira, saya cenderung menggunakan mazhab fashion Naela Ali. Hampir seluruh baju saya sehari hari tak lepas dari warna hitam, putih, dan beberapa pastel yang kadang saya gunakan. Alasannya mudah, simple dan memudahkan saya untuk beraktivitas untuk orang yang cukup aktif sehari-hari.
Jeans never goes wrong
I used to wear jeans everywhere I go. Sebuah penyelamat ketika saya tidak menemukan atasan yang cocok bagi saya. Jeans never goes wrong, so I thought. Namun, beberapa tahun belakangan saya jarang sekali menggunakannya. Alasan awal karena malas mencuci namun semakin lama juga karena kulot dengan bahan chiffon, legging dan sejenisnya lebih nyaman dan bebas digunakan. Sebuah kelegaan yang luar biasa dibanding menggunakan jeans. So, jeans goes wrong after all.
Just another black and white
Atasan yang saya pilih sehari hari adalah t-shirt putih dengan motif sederhana untuk kegiataan di luar. Dalam beberapa acara formal saya juga memiliki blouse dengan warna cenderung pastel, dan tentu saja another black and white. Yup, saya adalah orang yang mengutamakan kenyamanan daripada fashion. Saya tidak tahu, sejak kapan dan apa yang mendasari hubungan religius saya dengan warna hitam dan putih. But it happens anyway, I guess. Mungkin lebih karena saya tidak mau tersorot dan berada di panggung dengan pilihan warna yang mencolok. Pada akhirnya, style choose us not the other way around.
Style with no brand
Saya sering mendengar istilah ‘the brand has nothing to offer but the brand itself’. Well, itulah yang mungkin saya pikirkan soal brand. Saya berada di lingkungan yang memperhatikan setiap brand yang kita gunakan. Saya memilih tidak terjebak di lingkaran setan untuk memiliki dan mengikut trend brand yang ada. Pandangan sedikit aneh hingga sindiran sudah saya dapatkan, ketika hampir semua teman di lingkungan kerja memiliki beberapa brand tersebut. While, I don’t have the appetite to do so. The idea of having that brand make you fell better is nonsense for me. And after all, you DO have choice.
Dalam style, satu satunya so called brand yang saya miliki adalah uniqlo itupun semata-mata karena segi kenyamanan yang ditawarkan saja. Saya yakin tidak hanya di lingkungan saya saja, hampir semua lingkungan akan memperhatikan gaya yang kita pilih. Cibiran hingga sindiran kadangkala harus dihadapi memang. Namun membiarkan dirimu didikte oleh keingingan sosial will bring you nowhere. Jadi, mengutip dari serial Mr.Robot saya katakan, Fuck Society.
Gagasan dari terbentuknya fashion itu sendiri adalah kita diciptakan untuk terus mengikuti keinginan sosial. Sejak masa kecil, kita diberikan pengertian bahwa trend gaya berpakaian jenis apa yang harus kita pilih. Akhirnya, kita menjebak diri dengan fast fashion yang dipasarkan oleh brand tertentu. Style yang kita pilih juga mengandung pilihan kita untuk melawan ide dan gagasan yang ditawarkan oleh lingkungan sosial dan marketing brand. Be your own style.
Akhirnya, tidak banyak yang saya dapat berikan soal style apalagi fashion. Sekalipun begitu, semoga masih ada satu dua hal yang bisa kalian dapatkan pada tulisan kali ini. Beberapa tahun kebelakang saya memutuskan untuk merasa cukup dengan apa yang saya miliki. Termasuk dalam berpakaian, saya memilih merasa cukup dengan apa yang saya memiliki dan tidak membeli pakaian baru kecuali ada masalah dengan pakaian yang saya miliki. Saya tidak terlalu suka menamai diri saya dengan gaya hidup tertentu. Apalagi menceritakannya disini. But seriously guys, I feel content.
Jika ada hal yang saya pelajari dari style dan sedikit soal fashion adalah kita memiliki pilihan perlawanan untuk tidak mengikuti market. Daripada mengutuk atau membuat thread tidak edukatif dan sejenisnya, I choose to silenty do what I think is right. Cheers!